Get 50% Off on Selected Items
Glodoku
search person shopping_cart menu
Glodoku
×
Glodoku
×
Glodoku
×
Glodoku
×

    Perbedaan Procurement dan Purchasing: Panduan Lengkap untuk Profesional Bisnis

    2024-11-20 04:52:32

    by Glodoku
    Perbedaan Procurement dan Purchasing: Panduan Lengkap untuk Profesional Bisnis

    Dalam dunia bisnis yang dinamis, pemahaman tentang perbedaan antara procurement dan purchasing menjadi semakin krusial. Meski keduanya sering dianggap sama, terdapat perbedaan signifikan yang dapat memengaruhi efisiensi operasional perusahaan. Studi McKinsey tahun 2023 mengungkapkan bahwa organisasi yang memisahkan kedua fungsi ini dengan jelas mencapai penghematan biaya operasional hingga 25% lebih tinggi dibandingkan yang tidak.

    Memahami Peran Strategis Procurement

    Procurement memainkan peran strategis yang jauh melampaui sekadar proses pembelian. Fungsi ini mencakup perencanaan komprehensif, analisis pasar, dan pengembangan hubungan jangka panjang dengan supplier. Deloitte Global CPO Survey mencatat bahwa 79% perusahaan Fortune 500 kini menempatkan procurement sebagai fungsi strategis yang melapor langsung ke dewan direksi. Hal ini menunjukkan evolusi peran procurement dari fungsi pendukung menjadi penggerak nilai bisnis.

    Keunggulan procurement terletak pada pendekatan holistiknya dalam mengelola rantai pasok. Tim procurement tidak hanya memikirkan harga terbaik, tetapi juga mempertimbangkan Total Cost of Ownership (TCO), risiko rantai pasok, dan peluang inovasi bersama supplier. Studi dari The Hackett Group membuktikan bahwa pendekatan ini menghasilkan ROI hingga 12 kali lipat dari investasi dalam tim dan teknologi procurement.

    Peran Kritis Purchasing dalam Operasional

    Sementara procurement berfokus pada strategi, purchasing berperan vital dalam eksekusi harian. Fungsi ini memastikan kelancaran operasional melalui manajemen transaksi yang efektif dan efisien. Institute for Supply Management melaporkan bahwa proses purchasing yang dikelola dengan baik dapat menghemat 8-10% dari total biaya pembelian langsung, dengan pengurangan lead time hingga 40%.

    Tim purchasing mengelola serangkaian aktivitas penting mulai dari pemrosesan purchase order hingga verifikasi pembayaran. APQC mencatat bahwa tim purchasing yang efektif dapat menangani hingga 50 purchase order per minggu dengan tingkat akurasi mencapai 98%. Efisiensi ini dicapai melalui standardisasi proses dan dukungan teknologi yang tepat.

    Integrasi Modern dan Transformasi Digital

    Keberhasilan kedua fungsi ini semakin bergantung pada integrasi teknologi. Menurut IDC, investasi dalam teknologi procurement dan purchasing diproyeksikan mencapai $7,3 miliar pada tahun 2024. Implementasi sistem terintegrasi seperti e-procurement dan ERP telah terbukti mengurangi biaya operasional hingga 30% sambil meningkatkan visibilitas rantai pasok sebesar 70%.

    Gartner melaporkan bahwa organisasi yang mengadopsi teknologi procurement modern berhasil mengurangi waktu siklus pengadaan hingga 50% dan meningkatkan tingkat kepatuhan hingga 80%. Otomatisasi proses purchasing juga memberikan dampak signifikan, dengan Aberdeen Group mencatat pengurangan biaya proses hingga 65% per transaksi.

    Sinergi untuk Keunggulan Kompetitif

    Kunci kesuksesan terletak pada kemampuan organisasi mengintegrasikan procurement dan purchasing dalam strategi bisnis yang kohesif. The Hackett Group menemukan bahwa organisasi dengan praktik terbaik dalam kedua fungsi ini mencapai penghematan 3-7% lebih tinggi dari rata-rata industri. Lebih lanjut, Deloitte mengungkapkan bahwa 82% perusahaan yang berhasil menyelaraskan kedua fungsi ini dengan tujuan strategis perusahaan mencapai atau melampaui target penghematan biaya mereka.

    Langkah Menuju Optimalisasi

    Untuk mengoptimalkan kedua fungsi ini, organisasi perlu memahami bahwa procurement dan purchasing bukan kompetitor melainkan komplemen. Procurement menyediakan kerangka strategis, sementara purchasing memastikan eksekusi yang efisien. Kombinasi keduanya, didukung teknologi tepat dan tim yang kompeten, menciptakan sistem pengadaan yang tangguh dan efisien.

    Transformasi fungsi procurement dan purchasing memerlukan pendekatan terstruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik organisasi. Dimulai dari pemahaman yang jelas tentang peran masing-masing, dilanjutkan dengan implementasi teknologi yang tepat, dan diperkuat dengan pengembangan kompetensi tim.

    Keberhasilan dalam mengoptimalkan kedua fungsi ini akan memberikan dampak signifikan pada daya saing organisasi. Untuk memulai perjalanan transformasi ini, penting untuk mengevaluasi kondisi current state, mengidentifikasi area perbaikan, dan merancang roadmap yang jelas menuju kondisi yang diinginkan.